"Spritualitas' adalah kumpulan artikel mengenai olah rohani, olah batin dari bagi mereka yang ingin memberi makan jiwa. Berbagai kumpulan artikel berkisar pada masalah hidup rohani, saya sajikan dalam blog ini. Selamat menyantapnya, semoga membuat jiwa anda menjadi gemuk. MoTe

Friday, February 24, 2006

"MENDENGARKAN SUARA JATI DIRI"


Dalam tulisan saya sebelumnya, saya telah menyampaikan pentingnya 'hening diri'. Dalam tulisan berikut ini saya ingin sedikit sharing mengenai bagaimana dalam keheningkan diri ini kita dimampukan untuk mendengarkan suara jati diri kita dari kehidupan batin kita yang terdalam. Satu hal penting yang perlu dicatat adalah bahwa kita harus melakukan hening diri ini setiap hari, sehingga kepekaan kita untuk mendengarkan 'jati diri atau inner self' menjadi terlatih. Ada tiga hal pokok yang menjadi keuntungan dalam hening diri. Pertama bahwa kita dimampukan untuk melihat 'pribadi' kita sebagaimana kita lihat dalam diri kita. Kedua dimampukan untuk melihat 'orang lain' secara 'benar' melalui diri kita. Ketiga adalah bahwa kita dimampukan untuk melihat 'the real self atau jati diri' kita sebagai karunia Tuhan, sebagai citra Allah. Dan disinilah sebenarnya yang harus menjadi pusat kehidupan kita.
Dalam kaitannya dengan 'olah rohani atau olah batin' hal yang ketiga inilah yang harus kita latih untuk didengarkan. Mungkinkah hal demikian dilakukan dan dilatih? Apakah itu mungkin mendengarkan suara batin atau 'jati diri' kita? Jawabannya adalah 'mungkin' bila kita melakukan beberapa langkah berikut ini.

1. Langkah utama dan pertama harus dilakukan adalah bahwa kita menyediakan waktu, mempunyai niat dan kemampuan untuk melakukan latihan ini. Motivasi ini perlu, karena tanpa adanya dorong dan keinginan pribadi hal demikian tidak akan terjadi. Terlebih bagi kita yang sudah terlalu capek dan lelah dengan kerja yang kita lakukan. Kecapekan kerja membuat kita 'malas' melakukan apa-apa kecuali istirahat dan tidur.

2. Duduk tenang; memejamkan mata, tidak berpikir apa-apa kecuali 'absultely silent' atau hening diri total.
Spiritualist mengatakan bahwa keheningan diri, hening batin, atau silent adalah teleskop hidup rohani kita yang memampukan menelusuri dunia batin kehidupan rohani kita. Hal ini membuat kita mampu melihat 'apa' yang tidak bisa kita lihat dengan indra mata kita. Kehingan diri atau batin adalah juga semacam 'space shuttle' yang mampu membawa diri kita terbang dan masuk dalam dunia batin dan bertemu dengan jati diri kita, dan mengatakan 'siapa diri kita sebenarnya'.
Kehingan diri itu seperti kamera yang memampukan untuk mengambil detil gambar kehidupan batin dan jiwa kita. Maka ketika kita duduk tenang, kesadaran kita berfungsi seperti operator yang membawa kita lewat lensa keheningan mengenal siapa diri kita yang sebenarnya.

3. Hilangkan atau bersihkan segala pikiran dari otak kita. Kosongkan diri kita dan hanya mefokuskan perhatian pada 'inner being, dunia batin atau jiwa' kita.

4. Percaya dan yakinlah bahwa Tuhan hidup dan tinggal dalam diri kita.
Dalam surat I Yoh 3:24 dikatakan "Barang siapa menuruti segala perintahNya, ia didalam Allah dan Allah didalam Dia". Apakah 'keuntungan' yang bisa kita dapat menyakini dan percaya bahwa Allah tinggal didalam kita? Ada empat effek yang merupakan 'keuntungannya'. Pertama adalah kita akan 'merasa lebih kuat'. Hal ini benar adanya, siapa pun akan merasa dirinya lebih kuat bila kita berada bersama dengan orang yang lebih kuat dari kita. Ketika menyakini bahwa Tuhan berada dan tinggal bersama kita, kita akan dikuatkan untuk menghadapi segala bahaya dan kesulitan dalam hidup kita. Karena kita tidak merasa sendirian, kita merasa bahwa ada 'kekuatan lain' yang melindungi, memimpin dan mengarahkan hidup kita. Keyakinan ini, menuruf refleksi saya sangat lemah diantara orang-orang modern sekarang ini. Mereka merasa dirinya kuat dan tidak membutuhkan siapa-siapa. Bahkan banyak orang yang salah arah, mereka mengisi dirinya dengan berbagai macam kekuatan yang tidak berasal dari Allah. Sementara bila kita yakin, tidak ada kekuatan apapun yang mampu mematahkan dan mengalahkan kita bila Allah berada, bersama dan tinggal bersama kita. Namun kesadaran ini justru tidak dimiliki oleh banyak orang modern jaman sekarang.
Effek yang kedua menyakini Tuhan hidup dalam kita adalah bahwa kita 'akan berbuah banyak'. Dalam Johanes 15:4-5 Jesus mengatakan: "Tinggalah didalam Aku dan Aku didalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jika tidak tinggal di dalam Aku. Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barang siapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab diluar Aku, kamu tidak bisa berbuat apa-apa". Sabda Jesus disini sudah jelas. Makna dari 'berbuah banyak' bisa ditafsirkan sesuai dengan kontek relasi dengan Allah sebagai sumber segalanya.
Keuntungan yang ketiga adalah membuat kita kuat dan teguh dalam menjalani panggilan hidup kita. Sebagai Nabi Jeremia katakan "Ah, Tuhan Allah! Sesungguhnya aku tidak pandai berbicara, sebab aku ini masih muda. Tetapi Tuhan berkata kepadaku: ".....sesungguhnya Aku menyertai engkau...". Apapun alasan manusia, kalau itu hanya bersumber pada kelemahan pribadi bukanlah alasan untuk menolak kehendak Tuhan. Tuhan akan memberikan segalanya yang dibutuhkan. Bukankah Jeremia yang semula mengeluh bahwa dia tidak pandai berbicara, menjadi seorang nabi yang diberi gelar 'berlidah api'? Semua itu karena Tuhan yang menyertainya.
Keuntungan yang keempat adalah bahwa kita tidak pernah akan membiarkan diri kita mengalami 'kesepian, kesendirian, kehampaan dan kehilangan arti dalam hidup. Karena hidup dalam Tuhan adalah hidup yang selalu penuh arti dan kebahagiaan.

5. Langkah berikutnya adalah 'mendengarkan suara Tuhan'. Apakah Tuhan akan berbicara kepada kita, bagaimana cara Tuhan berbicara? Tentu saja cara Tuhan berbicara bukan seperti kita berbicara dengan sesama kita. Menurut para ahli dan orang suci Tuhan selalu berbicara melalui perasaan hati kita suci dan suara pikiran kita yang jernih. Disinilah kita akan banyak menemukan Tuhan yang terwujud dalam 'compassion and wisdom' tindakan kita.

6. Hasil dari semua ini, kita akan rasakan dalam kehidupan kita sehari-hari. Kita tidak hidup hanya mengandalkan diri kita sendiri, melainkan hidup kita akan selalu dibawah bimbingan dan tuntutan Roh Kudus. Hidup kita menjadi semakin bermakna dan pantas, yakni selalu berusaha menjawab panggilan Tuhan, dipanggil untuk melayani dan mencintai sesama dan dunia, sebagaimana Tuhan telah mencintai kita lebih dulu. Dengan kata lain, kita semakin mengenal 'jati diri' kita bila kita semakin mampu mencintai sesama kita tanpa pandang muka. Karena Tuhan yang kita kenal dan kita yakini adalah Tuhan yang mencintai semua orang, yang mengenal kita secara pribadi dan yang ingin selalu menyertai kita umat yang dicintaiNya.

Akhirnya saya mengatakan bahwa olah rohani, atau olah batin ini bukanlah hal yang sulit dan baru bagi kita. Saya merasa bahwa kita semua bisa menjalankan dengan mudah dan tanpa kesulitan. Masalah yang paling utama yang kita hadapi dan kiranya ini akan menjadi penghalang yang paling besar adalah 'adakah kita mempunyai waktu dan mau mencobanya?"
Silahkan mencobanya, anda akan mengalami perbedaan hidup setelah mengolah batin anda dengan cara ini.

Salam dan doa
MoTe van Kerala

1 Comments:

Blogger Hadi said...

Materi tulisannya sangat dalam
pembaca hanya tinggal meng amin i
dan mencoba men cerna nya pelan2

Thomas HS

8:59 PM

 

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home