"Spritualitas' adalah kumpulan artikel mengenai olah rohani, olah batin dari bagi mereka yang ingin memberi makan jiwa. Berbagai kumpulan artikel berkisar pada masalah hidup rohani, saya sajikan dalam blog ini. Selamat menyantapnya, semoga membuat jiwa anda menjadi gemuk. MoTe

Saturday, February 25, 2006

ALLAH MAHA PENGAMPUN [2]

Allah Mengampuni melalui Jesus
Judul ini sudah bisa menimbulkan pertanyaan dan masalah bagi mereka yang hanya mengakui Jesus sebagai nabi untuk orang Israel. Hal ini bukanlah hal baru, sejak Jesus masih hidup pun hal ini sudah menjadi masalah besar. Jesus dituduh menghojat Allah oleh orang-orang Jahudi karena dia berkuasa mengampuni dosa. Dan sebagaimana telah kita lihat dalam bagian pertama tayangan ini, memang hanya Allah lah yang berhak mengampuni dosa. Dan itu jugalah yang diyakini oleh orang Jewish, sehingga ketika Jesus mengampuni dosa orang bahkan melakukan hal itu pada hari sabat, maka mereka berpendapat orang ini harus mati demi kebenaran agama. Dan itulah yang terjadi, walaupun dihadapan Herodes dan Pilatus tidak diketemukan kesalahan sedikit pun dalam Dia, namun para pemimpin agama, para imam agung, ahli taurat dan pemuka rakyat bersikeras untuk membunuh Jesus. Lebih baik satu orang mati sebagai korban, demi keselamatan seluruh bangsa, itulah alasannya.
Untuk mengerti lebih lanjut keyakinan ini, baiklah kita ambil contoh apa yang dikatakan oleh Injil. Dalam Luk 5:17-25, kisah mengenai orang lumpuh yang digotong masuk lewat atap rumah, dan ketika Jesus melihat iman orang itu berkatalah Ia: "Hai, saudara, dosamu sudah diampuni". Kita bisa melihat apa reaksi para ahli Taurat dan orang Parisi: "Siapakah orang yang menghojat Allah ini. Siapakah orang yang bisa mengampuni dosa selain dari pada Allah". Jesus tahu pikiran orang-orang ini, dan mengatakan: "Apakah yang kamu pikirkan dalam hatimu. Manakah yang lebih mudah, mengatakan: Dosamu sudah diampuni, atau mengatakan: bangun dan berjalanlah?". Kemudian Jesus menyatakan diri lebih tegas lagi siapa diriNya dengan bersabda: "Tetapi supaya kamu tahu, bahwa di dunia ini Anak Manusia berkuasa mengampuni dosa - berkatalah Jesus kepada orang lumpuh itu: "Kepadamu Kukatakan, bangunlah dan angkatlah tempat tidurmu, dan pulanglah ke rumahmu"
Kisah yang hampir sama juga terjadi dalam Luk 7:36-50. Ketika Jesus sedang diundang makan di rumah orang Farisi, ketika mereka sedang makan, Jesus didatangi oleh seorang perempuan yang terkenal sebagai orang berdosa. Ia dengan tanpa malu datang kepada Jesus dan membasuh kakiNya dengan air mata, dan mengusapinya dengan rambutnya, menciumnya kemudian mengurapinya dengan minyak wangi. Orang Farisi yang mengundang Jesus 'ngedumel' dalam hatinya. Dan akhirnya Jesus meminta pendapat kepada Petrus mengenai penghapusan orang yang berutang kepada tuannya. Singkat cerita (baca sendiri kisahnya) karena perbuatan wanita itu, kemudian Jesus berkata mereka: "Dosanya yang banyak itu telah diampuni, sebab ia telah banyak berbuat kasih". Dan kepada wanita itu ia berkata: "Dosamu telah diampuni". Dan orang banyak yang ikut makan bersama Jesus itu berpikir dalam hatinya: "Siapakah ini, sehingga ia dapat mengampuni dosa".
Dari dua kisah ini, dan masih banyak lagi kisah-kisah lain yang bisa kita temukan dalam Injil, kita menjadi yakin, semasa Jesus masih hidup seperti kita, sebagai manusia, Ia telah mempunyai kuasa mengampuni dosa. Dan kuasa itu memang menjadi bahan perdebatan dan pertengkaran bagi mereka yang berpegang teguh pada keyakinan, bahwa hanya Allah saja yang berkuasa mengampuni dosa. Namun Jesus tidak mundur, walaupun orang tidak menerimanya, namun Ia tetap menjalankanNya dengan menanggung segala resiko yang akan terjadi. Dalam diriNya, Jesus mau menunjukkan bahwa kerahiman Allah, atau Allah yang maha pengampun itu telah menjadi nampak. Allah yang bertindak sebagai Bapa penuh kasih kepada kaum pendosa bukanlah sekedar perumpaan atau cerita, semua itu telah nyata di dalam diriNya. Resiko kerahiman Allah sang pengampun itu menjadi nyata ketika Jesus tergantung di kayu salib. Namun justru lewat pengorbanannya, menderita, wafat itulah pengampunan dosa manusia menjadi sempurna.
Bagaimana kuasa Jesus mengampuni dosa itu sampai kepada para imam atau lebih tepat diteruskan oleh terutama Gereja Katolik? Kita yang menyakini tahu, bahwa hidup Jesus di dunia ini hanya 33 tahun, dan kiranya kurang dari tiga tahun ia berkarya ditengah-tengah manusia. Dan setelah itu ia meninggalkan murid-muridNya. Namun Ia menghendaki supaya segala pekerjaanNya itu diteruskan. Maka kepada Petrus dan dua belas muridNya yang lain Ia memberi kuasa itu. Bahkan ketika Jesus masih hidup bersama mereka janji itu sudah diucapkan oleh Jesus, bukan hanya satu atau dua kali tetapi berkali-kalai. Dua kisah Injil akan saya kutip sebagai bukti. Dalam Mateus 16: 13-20, ketika itu Jesus ingin mengetahui, sejauh mana kedua belas murid yang telah mengikuti Dia kemanapun pergi ini mengenalNya. Maka Jesus bertanya: "Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini" Petrus menjawab: "Engkau adalah Messiah, Anak Allah yang hidup". Kemudian Jesus bersabda kepada Petrus: "Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat/gereja-Ku dan alam tidak akan menguasainya. Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Surga. Apa yang kauikat di dunia akan terikat di surga dan apa yang dilepaskan di dunia ini akan terlepas di Surga"
Dalam Mateus 18:15-20, dalam kontek tentang menasehati sesama yang telah berbuat dosa, Jesus juga bersabda kepada muridNya: "Sesungguhnya apa yang kamu ikat di dunia ini akan terikat di surga dan apa yang kamu lepas di dunia ini akan terlepas di surga". Pada waktu Jesus masih hidup bersama dengan para murid, semua ini masih merupakan janji, karena kuasa mengampuni dosa itu ada dalam diri Jesus. Ternyata Jesus tidak main-main dalam hal yang peka ini, karena ternyata janji ini dipenuhi oleh Jesus.
Saya merasa yakin, para murid tidak ingat lagi akan semua ini, terutama ketika sang Guru mati dengan cara yang keji. Semua harapan yang ditumpukan kepada Dia hilang musnah. Maka tidak mengherankan para murid yang mengandalkan Jesus, itu menjadi berantakan ketika sang Guru tidak ada ditengah-tengah mereka lagi. Setelah Jesus bangkit mereka menjadi hidup lagi, semangat dan harapannya muncul lagi. Dan saat itu pula Jesus mengingatkan lagi apa yang pernah Dia janjikan ketika mereka masih hidup bersama. Setelah kebangikitan janji ini dipenuhi. Ketika Jesus menampakkan kepada kepada mereka di dalam ruang tertutup, Jesus bersabda: "Damai sejahtera bagi kamu! Sama seperti Bapa mengutus Aku, demikian juga sekarang Aku mengutus kamu. Dan sesudah berkata demikian, Ia menghembusi mereka dan berkata: "Terimalah Roh Kudus. Jikalau kamu mengampuni dosa orang, dosanya diampuni, dan jikalau kamu menyatakan dosa orang tetap ada, dosanya tetap ada" (Yoh 20:21-22)
Inilah dasar Biblis yang bagi Gereja Katolik menjadi dasar keyakinan. Dalam sahadat kita menyakini bahwa Gereja kita ini adalah gereja Apostolik, artinya bahwa gereja kita ini adalah merupakan kelanjutan gereja para rasul itu, bahwa kita mewarisi tradisi rasuli itu. Dan berarti apa yang dulu telah dikuasakan kepada para Rasul, sekarang ini tetap dilanjutkan oleh Gereja. Dan bagi mereka yang percaya, paus, uskup dan imam adalah mereka-mereka yang dipanggil untuk menjaga, menjamin dan meneruskan kebenaran ajaran Jesus dalam tradisi rasul ini. Dengan demikian kuasa mengampuni dosa ini juga dimiliki oleh mereka yang setia pada Jesus dan meneruskan ajaranNya. Maka Gereja Katolik menyakini bahwa dalam Sakrament Tobat ini kita yang mengakui kesalahan dan dosa, kembali berbalik kepada Allah diberi pengampunan dan kita didamaikan dengan Allah dan sekaligus dengan Gereja melalui seorang imam. Harus dicatat dan diingat, bahwa dalam hal ini IMAM tidak mengampuni dosa atas nama dirinya sendiri, yang mengampuni tetap Allah, imam hanya bertindak atas nama Allah dan juga atas nama Gereja. Imam hanyalah semacam 'telinga Allah, untuk mendengarkan pengakuan dosa umatnya. Imam menjadi tanda dan sarana yang kelihatan, dimana orang menjadi lebih yakin bahwa ada tanda langsung yang kelihatan bahwa dia telah berdamai dengan Allah. Dan juga ada rumusan kongkrit yang mereka dengar bahwa Allah telah mengampuni segala dosanya lewat suara mulut dari imamnya itu. Maka percaya atau tidak rahasia pengakuan adalah rahasia yang bila perlu tetap dijaga sampai mati. Untuk memperoleh wewenang mendengarkan pengakuan dosa ini tidak gampang lo.... kuliah satu semester penuh, dan diuji oleh tiga dosan dalam waktu lebih dari satu jam. Dan kalau tiga kali kesempatan yang diberikan mahasiswa tidak lulus dari ujian Ad Audindas ini, maka ada kemungkinan bahwa mereka tidak bisa ditahbiskan menjadi imam. Ini sekedar informasi betapa hal adalah hal yang penting dan berat.
Kiranya cukup sekian, sekali bagi mereka yang percaya semoga hal ini sedikit menambah pengatahuan anda, dan akhirnya memberi keyakinan yang lebih mantap bagi anda yang selama ini merasa ragu dan tidak percaya lagi.
salam dan doa
MoTe

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home